Kesehatan Mental
Konsep Sehat
1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperi kemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
Kepribadian yang normal (sehat):
1. Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah
2. Hasil dari belajar dari mengatasi tekanan dan cemasan
3. Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego. Prayitno (1998:42)
B. Teori Kepribadian Sehat Menurut Aliran Behaviouristik
Struktur kepribadian Behaviouristik
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-sehat-menurut-ahli-who.html
http://belajar.dedeyahya.web.id/2011/05/makalah-teori-kepribadian-humanistik.html
http://irapermatasari01.blogspot.com/2012/04/teori-kepribadian-sehat-abraham-maslow_23.html
Pengertian
Sehat Menurut Ahli WHO | Sehat adalah kondisi normal
seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang
mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, diet
seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran,
kebiasaan dan gaya hidup yang baik. Selama beberapa dekade, pengertian sehat
masih dipertentangkan para ahli dan belum ada kata sepakat dari para ahli
kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia. Akhirnya World Health Organization
(WHO) membuat defenisi universal yang menyatakan bahwa pengertian sehat
adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang
merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Pengertian
sehat menurut WHO
adalah "Health is a state of complete physical, mental and social
well-being and not merely the absence of diseases or infirmity". Menurut
WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam defenisi
sehat yaitu:
1.
Sehat Jasmani
Sehat
jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok
manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi,
berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik,
tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
2.
Sehat Mental
Sehat
mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno
"Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat" (Men Sana In
Corpore Sano).
3.
Sehat Spritual
Spritual
merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan memiliki arti
penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat
pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan
lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi
keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Sejarah kesehatan mental
tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini disebabkan karena kesehatan
mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan dapat
terlihat dengan mudah. Orang yang mengalamu gangguan mental seringkali tidak
terditeksi, sekalipun oleh anggota keluarganya sendiri. Hal ini karena
sehari-hari hidup bersama sehingga perilaku yang dilakukan individu yang
mengalami gangguan dianggap sebagai hal yang biasa, bukan sebagai gangguan.
Berikuit ini perkembangan kesehatan mental dari tahun ke tahun :
a). Gangguan Mental Tidak dianggap Sebagai Sakit
• ( tahun 1600 dan sebelumnya )
Dukun asli Amerika ( Indian ), sering juga disebut sebagai “penyembuh” orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalani ritual. Pandangan masyarakat menganggap orang yang mengalTamu gangguan mental adalah karena dimasuki oleh roh-roh yang ada disekitar.
Dukun asli Amerika ( Indian ), sering juga disebut sebagai “penyembuh” orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalani ritual. Pandangan masyarakat menganggap orang yang mengalTamu gangguan mental adalah karena dimasuki oleh roh-roh yang ada disekitar.
• Tahun 1692
Sejarah kesehatan mental di Eropa, khususnya inggris agak sedikit berbeda sebelum abad ke 17 orang gila disamakan dengan penjahat atau kriminal, sehingga mereka dimasukan ke dalam penjara John Locke (1690) dalam tulisannya yang berjudul An Essay Concerning Understanding, menyatakan bahwa terdapat derajat kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide yang salah atau tidak masuk akal secara terus-menerus. Kegilaan adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara tepat.
Sejarah kesehatan mental di Eropa, khususnya inggris agak sedikit berbeda sebelum abad ke 17 orang gila disamakan dengan penjahat atau kriminal, sehingga mereka dimasukan ke dalam penjara John Locke (1690) dalam tulisannya yang berjudul An Essay Concerning Understanding, menyatakan bahwa terdapat derajat kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide yang salah atau tidak masuk akal secara terus-menerus. Kegilaan adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara tepat.
b). Gangguan Mental dianggap Sebagai Sakit
• Tahun 1724
Pendeta Cotton Mather ( 1663-1728 ) memathakan yang hidup dimasyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri.
Pendeta Cotton Mather ( 1663-1728 ) memathakan yang hidup dimasyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri.
• Tahun 1812
Benjamin Rush ( 1745-1813 ) menjadi salah satu pengacara mula-mula yang menangani masalah penanganan secara menusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang berjudul Medical Inquiries and Observations Upon Disease of the Mind . ini merupakan buku teks psikiatri Amerika pertama.
Benjamin Rush ( 1745-1813 ) menjadi salah satu pengacara mula-mula yang menangani masalah penanganan secara menusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang berjudul Medical Inquiries and Observations Upon Disease of the Mind . ini merupakan buku teks psikiatri Amerika pertama.
• Tahun 1843
Kurang lebih terdapat 24 rumah sakit, tapi hanya ada 2.561 tempat tidur yang tresedia untuk menangani penyakit mental di Amerika Serikat.
Kurang lebih terdapat 24 rumah sakit, tapi hanya ada 2.561 tempat tidur yang tresedia untuk menangani penyakit mental di Amerika Serikat.
• Tahun 1908
Clifford Beers ( 1876-1943 ) menderita manis depresi pada tahun 1900. Dia merupakan lulusan Yale dan seorang bisnisman. Dia menjadi subjek penanganan yang tidak menusiawi dan mengalami siksaan fisik dan mental oleh orang yang tidak memiliki pengalaman dan tidak terlatih dirumah sakit. Penangan yang tidak manusiawi yang dia terima mencetuskan keberanian untuk mempebarui penangan untuk penderita sakit mental di Amerika Serikat. Pada tahun 1908 dia menulis buku berjudul A mind Found itself. Yang menggerakan penanganan penderita sakit mental menjadi lebih baik lagi. Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:
Clifford Beers ( 1876-1943 ) menderita manis depresi pada tahun 1900. Dia merupakan lulusan Yale dan seorang bisnisman. Dia menjadi subjek penanganan yang tidak menusiawi dan mengalami siksaan fisik dan mental oleh orang yang tidak memiliki pengalaman dan tidak terlatih dirumah sakit. Penangan yang tidak manusiawi yang dia terima mencetuskan keberanian untuk mempebarui penangan untuk penderita sakit mental di Amerika Serikat. Pada tahun 1908 dia menulis buku berjudul A mind Found itself. Yang menggerakan penanganan penderita sakit mental menjadi lebih baik lagi. Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:
1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperi kemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
• Tahun 1909
Sigmund Freud mengunjungi Amerika dan mengajar psikoanalisa di Universitas Clark di Worcenter, Massachusetts.
Sigmund Freud mengunjungi Amerika dan mengajar psikoanalisa di Universitas Clark di Worcenter, Massachusetts.
• Tahun 1910
Emill Kreaplin pertama kali menggambarkan penyakit Alzheimer.
Emill Kreaplin pertama kali menggambarkan penyakit Alzheimer.
• Tahun 1920-an
Komite nasional untuk mental Higiene menghasilkan satu set model undangan-undang komite yang dimsukan kedalam aturan pada beberapa negara bagian.kimite juga membantu penelitian-penelitian yang bberpengaruh pada kesehatan mental, penyakit mental dan tratmen yang membawa perubahan nyata pada sistem perwatan kesehatan mental.
Komite nasional untuk mental Higiene menghasilkan satu set model undangan-undang komite yang dimsukan kedalam aturan pada beberapa negara bagian.kimite juga membantu penelitian-penelitian yang bberpengaruh pada kesehatan mental, penyakit mental dan tratmen yang membawa perubahan nyata pada sistem perwatan kesehatan mental.
• Tahun 1950
Dibentuk Ntional Association of Mental Health ( NAMH ) yang merupakan marger dari 3 organisasi yaitu Ntional Committe for Mental Hygiene, National Mental Health Foundation, dan Psychiatric Foundation. Lembaga ini melanjtkan misi Beers dengan lebih jelas.
Dibentuk Ntional Association of Mental Health ( NAMH ) yang merupakan marger dari 3 organisasi yaitu Ntional Committe for Mental Hygiene, National Mental Health Foundation, dan Psychiatric Foundation. Lembaga ini melanjtkan misi Beers dengan lebih jelas.
• Tahun 1960-an
Obat-obat antipsikotik konventional, seperti haroperidol digunakan pertama kali digunakan untuk mengntrol simtom-simtom yang positif ( nyata ) pada penderita psikosis, yang memberikan ukuran yang nyata dan penting karena membuat pasien tenang.
Obat-obat antipsikotik konventional, seperti haroperidol digunakan pertama kali digunakan untuk mengntrol simtom-simtom yang positif ( nyata ) pada penderita psikosis, yang memberikan ukuran yang nyata dan penting karena membuat pasien tenang.
c). Gangguan Mental dianggap Sebagai Bukan Sakit
• Tahun 1961
Thomas Szasz membuat tulisan yang berjudul The Myth og Mental Illness, yang mengemukakan dasar teori yang menyatakan bahwa “ sakit mental” sebenarnya tidaklah benar-benar “sakit”, tetapu merupakan tindakan orang yang secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan.
Thomas Szasz membuat tulisan yang berjudul The Myth og Mental Illness, yang mengemukakan dasar teori yang menyatakan bahwa “ sakit mental” sebenarnya tidaklah benar-benar “sakit”, tetapu merupakan tindakan orang yang secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan.
• Tahun 1962
Ada 422.000 orang yang tinggal di rumah sakit untuk perawatab psikiatris di Amerika Serikat.
Ada 422.000 orang yang tinggal di rumah sakit untuk perawatab psikiatris di Amerika Serikat.
• Tahun 1970
Mulainya deinstitusionalisasi massal.
Mulainya deinstitusionalisasi massal.
• Tahun 1979
NAMH menjadi the National Mental health Association ( NMHA )
NAMH menjadi the National Mental health Association ( NMHA )
• Tahun 1980
Munculnya perawatan yang terencana, yaitu dengan opnbme dirumah sakit dalam jangka waktu yang pendek dan treatmen masyarakat menjadi standar bagi perawatan penyakit mental.
Munculnya perawatan yang terencana, yaitu dengan opnbme dirumah sakit dalam jangka waktu yang pendek dan treatmen masyarakat menjadi standar bagi perawatan penyakit mental.
A. Teori Kepribadian Sehat Menurut Aliran Psikoanalisa
Teori
Kepribadian Psikoanalisa merupakan salah satu aliran utama dalam sejarah
psikologi. Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat
tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara historis Psikoanalisa
adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua adalah
behaviorisme, sedangkan yang ketiga adalah psikologi eksistensial-humanistik.
Menurut Freud, lapisan kesadaran jiwa itu kecil, dan analisis terhadapnya tidak dapat menerangkan masalah tingkah laku seluruhnya. Freud juga berpendapat bahwa energi jiwa itu terdapat didalam ketidaksadaran, yang berupa insting-insting atau dorongan-dorongan (Fudyartanta, 2005: 89).
Menurut Freud, lapisan kesadaran jiwa itu kecil, dan analisis terhadapnya tidak dapat menerangkan masalah tingkah laku seluruhnya. Freud juga berpendapat bahwa energi jiwa itu terdapat didalam ketidaksadaran, yang berupa insting-insting atau dorongan-dorongan (Fudyartanta, 2005: 89).
Freud
membandingkan jiwa dengan gunung es dimana bagian lebih kecil yang muncul di
permukaan air menggambarkan daerah kesadaran, sedangkan massa yang jauh lebih
besar di bawah permukaan air menggambarkan daerah ketidaksadaran (Koswara,
1991: 60). Di dalam daerah ketidaksadaran itu ditemukan dorongan-dorongan,
nafsu-nafsu, ide-ide, dan perasaan-perasaan yang ditekan.
- Tingkat Kehidupan Mental
Menurut
freud dalam buku Theorys of Personality (Feist, Jess dan Gregory J. Feist,
2008: 22), kehidupan mental dibagi menjadi dua tingkatan yaitu alam bawah sadar
(unconscious) dan alam sadar (conscious). Alam sadar sendiri
memiliki dua lagi tingkatan yang berbeda, yakni alam bawah sadar sesungguhnya
dan ambang-kesadaran (preconscious).
Latipun
(2010; 47) menyatakan bahwa tingkat kehidupan mental dapat disebut juga teori
topografi yaitu merupakan teori psikonalisis yang menjelaskan tentang
kepribadian manusia yang terdiri dari sub-subsistem. Bagi freud kepribadian
manusia berhubungan dengan alam kesadaran (awareness). Alam kesadaran terbagi
dalam tiga tingkatan, yaitu:
- Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita.
- Alam prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha mengingatnya kembali.
- Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian besar yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan didalamnya.
- Struktur Kepribadian
Dalam
teori psikoanalisa, kepribadian dipandang sebagai stuktur yang terdiri dari
tiga unsur atau sistem, yaitu id, ego, dan superego (Supratiknya, 1993: 32).
Ketiga unsur atau sistem tersebut adalah sebagai berikut :
- Id
Id
(istilah Freud: das Es) adalah sistem kepribadian yang paling dasar, sistem
yang didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Untuk dua sistem yang lainnya,
id adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia atau atau penyalur energi yang
dibutuhkan oleh sistem-sistem tersebut untuk operasi-operasi atau
kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.
- Ego
Ego
adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada
dunia objek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip
kenyataan. Apabila dikaitkan dengan contoh orang yang sedang lapar, maka bisa
diterapkan bahwa ego bertindak sebagai penunjuk atau pengarah kepada orang yang
sedang lapar ini kepada makanan.
- Superego
Superego
(istilah Freud: das Ueberich) adalah sistem kepribadian yang berisikan
nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk).
Menurut Freud, superego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau
aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan, berpengaruh,
atau berarti bagi individu tersebut seperti orang tua dan guru (Supratiknya,
1993: 35).
Adapun
fungsi utama dari superego adalah sebagai berikut :
1)
Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar
impuls-impuls tersebut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima
oleh masyarakat.
2)
Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral ketimbang dengan
kenyataan.
3)
Mendorong individu kepada kesempurnaan.
- Dinamika Kepribadian
Dorongan-Dorongan
( Drives )
Menurut
Freud ( 1933/1964 ) dalam buku Theorys of Personality (Feist, Jess dan
Gregory J. Feist, 2008: 29), beragam dorongan dapat dikelompokkan menjadi dua
kubu utama : seks atau Eros, dan agresif, distraksi atau Thanatos.
Dorongan-dorongan ini berakar dalam Id. Namun, mereka tunduk pada pengontrolan
Ego. Dorongan memiliki bentuk energy psikisnya sendiri : Freud menggunakan kata
Libido untuk energy dorongan seksual. Namun, energy bagi dorongan agresif masih
belum dinamainya.
- Seks
Tujuan
dari dorongan seksual adalah kesenangan namun, kesenangan ini tidak terbatas
hanya pada kesenangan genital semata. Tujuan akhir dorongan seksual (
pengurangan tegangan seksual ) tidak dapat diubah namun, jalan untuk mencapai
tujuan ini bisa beragam.
Fleksibilitas
objek seksual atau pribadi seksual dapat mengenakan samara Eros yang lebih
jauh. Objek erotis dapat ditransformasikan atau dipindahkan dengan mudah.
Sebagai contoh, seorang bayi yang dipaksa terlalu cepat untuk lepas dari
putting ibunya sebagai objek seksual mungkin akan menggantinya dengan jempol
tangan sebagai objek kesenangannya. Namun, seks sendiri dapat mangambil banyak
bentuk yang lain, seperti Narsisisme, cinta, sadisme, dan masokhisme. Dua yang
terakhir ini memiliki komponen dorongan agresif.
- Agresi
Tujuan
dari dorongan destruktif, menurut Freud, adalah mengembalikan organism pada
kondisi anorganis. Dorongan agresif juga menjelaskan kebutuhan atas penghalang-penghalang
yang sudah dibangun manusia untuk mengendalikan agresi.
1. Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah
2. Hasil dari belajar dari mengatasi tekanan dan cemasan
3. Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego. Prayitno (1998:42)
B. Teori Kepribadian Sehat Menurut Aliran Behaviouristik
Struktur kepribadian Behaviouristik
Skinner
adalah tokoh yang tidak tertarik dengan struktural dari kepribadian.
Menurutnya, mungkin dapat diperoleh ilusi yang menjelaskan dan memprediksi
tingkah laku berdasarkan faktor-faktor tetap dalam kepribadian, tetapi tingkah
laku hanya dapat diubah dan dikontrol dengan mengubah lingkungan. Jadi Skinner
lebih tertarik dengan aspek yang diubah-ubah dari kepribadian alih-alih aspek
struktur yang tetap. (Alwisol,2005:402)
Menurut skinner, Kepribadian
yang sehat adalah kepribadian yang dapat mempelajari sifat dan perilaku dari
mana saja baik dari sesama manusia maupun binatang sendiri, tapi kita juga
dapat memilih yang mana yang baik dan yang mana yang tidak.
Skinner
memusatkan diri pada tingkah laku yang dapat diubah. Karena itu, ia kurang
tertarik pada ciri-ciri tingkah laku yang tampaknya relative tetap. Prediksi
dan penjelasan bisa dicapai lewat pengetahuan tentang aspek-aspek kepribadian
yang bersifat tetap dan dapat diubah. Tetapi kontrol hanya bisa dicapai lewat
modifikasi; kontrol mengimplikasikan bahwa lingkungan dapat diubah untuk
menghasilkan pola-pola tingkah laku yang berbeda. Akan tetapi Skinner tidak
pernah menyatakan bahwa semua faktor yang menentukan tingkah laku ada dalam
lingkungan.
Skinner
juga mengakui bahwa sejumlah tingkah laku memiliki dasar genetik semata-mata,
sehingga pengalaman tidak akan berpengaruh terhadap tingkah laku itu. Skinner
melihat persamaan antara dasar hereditas atau bawaan dan dasar lingkungan dari
tingkah laku, Skinner mengemukakan bahwa proses evolusi membentuk tingkah laku
spesies yang bersifat bawaan sama seperti tingkah laku-tingkah laku individu
yang dipelajari dibentuk oleh lingkungan. (A.Supratiknya,1993:326-327)
Unsur
kepribadian yang dipandang Skinner relative tetap adalah tingkah laku itu
sendiri. Ada dua klasifikasi tipe tingkah laku: (Alwisol;2005:402)
- Tingkah laku responden (respondent behavior); respon yang dihasilkan organisme untuk menjawab stimulus yang secara spesifik berhubungan dengan respon itu. Respon reflex termasuk dalam komponen ini, seperti mengeluarkan air liur ketika melihat makanan, mengelak dari pukulan dengan menundukkan kepala, merasa takut waktu ditanya guru, atau merasa malu waktu dipuji.
- Tingkah laku operan (operant behavior); respon yang dimunculkan organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon itu. Terjadi proses pengikatan stimulus baru dengan respon baru.
1.
Kepribadian dan Belajar
Kepedulian
utama dari Skinner adalah mengenai perubahan tingkah laku. Jadi hakikat teori
Skinner adalah teori belajar, bagaimana individu menjadi memiliki tingkah laku
baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu. Kehidupan terus-menerus
dihadapkan dengan situasi eksternal yang baru, dan organisme harus belajar
merespon situasi baru itu memakai respon lama atau memakai respon yang baru
dipelajari. Dia yakin bahwa kepribadian dapat difahami dengan mempertimbangkan
pertimbangan tingkah laku dalam hubungannya yang terus menerus dengan
lingkungannya. Cara efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah
dengan melakukan penguatan, suatu strategi kegiatan yang membuat tingkah laku
tertentu berpeluang untuk terjadi atau sebaliknya pada masa yang akan datang.
Konsep dasarnya sangat sederhana yakni bahwa semua tingkah laku dapat dikontrol
oleh konsekuensi tingkah laku itu. (Alwisol,2005:403)
2.
Generalisasi dan Deskriminasi Stimulus
Generalisasi
stimulus adalah proses timbulnya respon dari stimulus yang mirip dengan
stimulus yang mestinya menimbulkan respon itu. Sedangkan diskriminasi stimulus
adalah kemampuan untuk membedakan stimulus, sehingga stimulus itu tidak diberi
respon, walaupun mirip dengan stimulus yang diberi penguat. Generalalisasi dan
diskriminasi sangat penting sebagai sarana belajar, karena kalau keduanya tidak
ada, orang tidak belajar sama sekali. Kita selalu belajar dari permulaan, dan
kita terus menerus akan belajar tingkah laku baru kalau tidak ada generalisasi,
karena tidak ada orang yang dapat berada dalam situasi yang sama persis dan
melakukan respon yang sama persis pula.
Menurut
Skinner, generalisasi stimulus itu memiliki arti penting bagi integritas
tingkah laku individu. Tanpa adanya generalisasi stimulus, tingkah laku
individu akan terbatas dan tidak terintegritas, yang menyebabkan individu
tersebut harus selalu mengulang-ulang pembelajarannya, bagaiman bertingkah laku
secar layak. Disamping generalisasi stimulus, menurut Skinner individu
mengembangkan tingkah laku adaptif atau penyesuaian diri melalui kemampuan
membedakan atau diskriminasi stimulus. Deskriminasi stimulus merupakan
kebalikan dari generalisasi stimulus, yakni suatu proses belajar bagaimana
merespons secara tepat terhadap berbagai stimulus yang berbeda. Menurut
Skinner, kemampuan mendiskriminasikan stimulus itu pada setiap orang tidaklah
sama. (E.Koswara,1991: 94-95)
3.
Tingkah Laku Kontrol Diri
Prinsip
dasar pendekatan Skinner adalah: Tingkah laku disebabkan dan dipengaruhi oleh
variable eksternal. Tidak ada sesuatu dalam diri manusia, tidak ada bentuk
kegiatan internal, yang mempengaruhi tingkah laku. Namun betapapun kuatnya
stimulus dan penguat eksternal, manusia masih dapat mengubahnya memakai proses
kontrol diri. Pengertian kontrol diri ini bukan mengontrol kekuatan dalam diri,
tetapi bagaimana diri mengontrol variable-variabel luar yang menentukan tingkah
laku. Tingkah laku tetap ditentukan oleh variable luar, namun dengan cara
kontrol diri berikut, pengaruh variable itu dapat diperbaiki-diatur atau
dikontrol.
C. Teori Kepribadian Sehat Menurut Aliran Humanistik
1.
Teori “Person-Centered” Carl Rogers
Carl
Roger merupakan tokoh Teori Kepribadian Humanistik, Ia Lahir di Illinois (1902
– 1988) Ia adalah salah seorang peletak dasar dari gerakan potensi manusia,
yang menekankan perkembangan pribadi melalui latihan sensitivitas, kelompok
pertemuan, dan latihan lainnya yang ditujukan untuk membantu orang agar
memiliki pribadi yang sehat. sejak kecil Ia menerima penanaman yang ketat
mengenai kerja keras dan nilai agama Protestan. Kelak kedua hal ini mewarnai
teori-teorinya. Setelah mempelajari teologi, ia masuk Teacher’s College di
Columbia Uni, dimana banyak tokoh psikologi mengajar. Di Columbia Uni ia meraih
gelar Ph.D.Rogers bekerja sebagai psikoterapis dan dari profesinya inilah ia
mengembangkan teori Humanistiknya. Dalam konteks terapi, ia menemukan dan mengembangkan
teknik terapi yang dikenal sebagai Client-centered Therapy.
2.
Konstruk (Aspek-aspek) Kepribadian
Roger
mengajukan dua konstruk pokok dalam teorinya, yaitu Organisme dan Self :
1) Organisme
Organisme yaitu makhluk fisik (physical
Creature) dengan semua fungsi-fungsinya, baik fisik maupun psikis, organisme
ini merupakan locus (tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini merupakan
persepsi seseorang tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri sendiri,
dan juga di dunia luar (external world). Totalitas pengalaman, baik yang
disadari maupun tidak, membangun medan fenomenal (phenomenal field).
2) Self
Self merupakan konstruk utama dalam Teori
Kepribadian Rogers, yang saat ini dikenal dengan Self Concept (konsep diri),
Roger mengartikannya sebagai presepsi tentang karakteristik “I” atau “me”
dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai yang
terkait dengan persepsi tersebut. Diartikan juga sebagai keyakinan “keyakinan
tentang kenyataan, keunikan dan kualitas tingkah laku diri sendiri”. Konsep
diri merupakan gambaran mental tentang diri sendiri, seperti “Saya cantik” dan
“Saya seorang pelajar yang rajin”.
Hubungan antara self concept dengan
organisme (actual experience) terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu “Congruance”
atau “Incongruance”. Kedua kemungkinan hubungan ini menentukan perkembangan
kematangan penyesuaian (adjustment) dan kesehatan mental (mental health)
seseorang.
Sebagaimana ahli Humanistik umumnya,
Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi diri.
Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi
individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia. Aktualisasi
diri yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal dan
menghasilkan ciri unik manusia seperti kreativitas, inovasi, dan lain-lain. .
Menurut
aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan
potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan
pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk
belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan
respon individu yang bersifat pasif.
D. Teori Kepribadian Sehat Menurut Maslow
1)
Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow menekankan bahwa
individu merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi. Pernyataan ini
hampir menjadi aksioma yang diterima oleh semua orang, yang kemudian sering
dilupakan dan diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian. Penting sekali
untuk selalu disadarkan kembali hal ini sebelum seseorang melakukan eksperimen
atau menyusun suatu teori motivasi yang sehat.
2)
Hirarki Kebutuhan
Maslow
mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia
menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat
yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi,
orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut.. Maslow membuat
tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima karakteristik sebagai berikut:
- Kebutuhan fisiologis, Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Tidak diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak.
- Kebutuhan akan rasa aman, Setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yang digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya.
- Kebutuhan sosial, Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini,belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya seorang sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya.
- Kebutuhan akan penghargaan, Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik.
- Kebutuhan akan aktualisasi diri. Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk tumbuh berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut oleh Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai.
- Kepribadian sehat menurut Maslow. Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self actualizing person). Dia mengemukakan teori motivasi bagi self actualizinga-needs person, dengan nama metamotivation, meta-needs B-motivation, atau being values (kebutuhan untuk berkembang). Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation atau deficiency.
Maslow juga menyebutkan bahwa orang yang sehat adalah
orang mampu mengaktualisasikan diri mereka dengan baik dan imbang, mereka juga
dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi yaitu memenuhi
potensi-potensi yang mereka miliki serta mengetahui dan memahami dunia sekitar
mereka. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang, tetapi
mereka berusaha, Maslow menyebut teori ini dalam “metamotivation”. Ia juga
menulis “Motif yang paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”, itu
berarti memang orang yang mampu mengaktualisasikan diri tidak berjuang
melainkan berusaha.
SUMBER:
http://belajar.dedeyahya.web.id/2011/05/makalah-teori-kepribadian-humanistik.html
http://irapermatasari01.blogspot.com/2012/04/teori-kepribadian-sehat-abraham-maslow_23.html
Komentar
Posting Komentar