Psikologi dan Internet dalam Lingkup Transpersonal
Global Brain dan Peran Internet
Peran Internet sebagai Mediasi Memungkinkan Terbentuknya Berbagai Model / Kondisi Consciousness dan Dapat Pula Mendorong Terbentuknya Collective Unconsciousness
Global Brain
Anggota Kelompok 7:
Rifka putri Kusuma
Rikzan Akbar
Rozana Nur Fajrina
Septia Nur Aini
Siti Melani
Peran Internet sebagai Mediasi Memungkinkan Terbentuknya Berbagai Model / Kondisi Consciousness dan Dapat Pula Mendorong Terbentuknya Collective Unconsciousness
Global Brain
The global brain adalah
konseptualisasi dari jaringan di seluruh dunia yang terbentuk oleh semua orang
diplanet ini bersama-sama dengan teknologi informasi dan komunikasi yang
menghubungkan mereka menjadi cerdas, sistem yang mengatur dirinya sendiri.
Sebagai internet menjadi lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih menyeluruh,
semakin mengikat kita bersama-sama kedalam sistem pengolahan informasi tunggal,
yang berfungsi seperti sistem saraf untuk planet Bumi. (http://fauziaputri31.blogspot.com/2013/12/global-brain.html)
Pengertian Mediasi
Secara etimologi (bahasa), mediasi
berasal dari Bahasa Latin mediare yang berarti berada di tengah. Makna ini
menunjukan pada peran yang ditampilkan pihak ketiga sebagai mediator dalam
menjalankan tugasnya menengahi dan menyelesaikan sengketa antara pihak. ‘Berada
ditengah’ juga bermakna mediator harus berada pada posisi netral dan tidak
memihak dalam menyelesaikan sengketa. Ia harus mampu menjaga kepentingan para
pihak yang bersengketa secara adil dan sama, sehingga menumbuhkan kepercayaan
pihak yang bersengketa. (http://id.shvoong.com/law-and-politics/law/2242578-definisi-mediasi/#ixzz2pX2L9UXz)
Menurut buku yang berjudul Sosiologi Suatu Pengantar pada halaman
70, pihak ketiga yang dijadikan
mediator yang fungsinya untuk menengahi masalah yang ada, kedudukannya hanyalah
sebagai penasihat belaka. Ia tak mempunyai wewenang memberi keputusan-keputusan
penyelesaian perselisihan tersebut.
·
Model/ kondisi consciousness (kondisi sadar/kesadaran)
Menurut
buku yang berjudul Teori Kepribadian
edisi 7 halaman 123, jung berpendapat bahwa bayangan mengenai kesadaran (conscious)
merupakan hal yang dapat dirasakan oleh ego. Jung melihat ego sebagai pusat
kesadaran, tetapi bukan merupakan inti (core) dari kesadaran itu sendiri. Ego bukan
keseluruhan dari kepribadian dan harus dipenuhi dengan diri (self). Pada orang
yang sehat secara psikologis, ego merupakan aspek kedua dari ketidaksadaran
diri. Jadi, kesadaran memainkan peranan yang relatif kecil dalam psikologi
analitis. Psikologi analitis yang dikemukakan oleh Jung lebih menekankan pada
penjelajahan kesadaran psike seseorang yang menyebabkan ketidakseimbangan
psikologis. Individu yang sehat dalah individu yang dapat berhubungan dengan
dunia kesadarannya dan dapat mengalami ketidaksadaran diri kemudian mencapai
individuasi.
·
Model/ kondisi collective unconsciousness (kondisi
ketidaksadaran konelektif)
Collective uncoscioussness
atau ketidaksadaran kolektif merupakan salah satu konsep dari Carl Jung. Bersumber
dari buku yang sama yaitu Teori
Kepribadian edisi 7 halaman 124, ketidaksadaran kolektif dihasilkan dari pengalaman individu. ia aktif dan mempengaruhi pikiran, emosi, dan tindakan seseorang. Ketidaksadaran kolektif lebih kepada
kecendrungan kuat manusia untuk bereaksi dengan cara tertentu pada saat
pengalaman mereka menstimulasikan kecendrungan turunan secara biologis.
Komponen
struktual dari ketidaksadaran kolektif yaitu arketipe. Masih dalam menurut buku
yang sama halaman 125, arketipe (archetype)
adalah bayangan-bayangan leluhur atau arkaik (archaic) yang datang dari
ketidaksadaran kolektif. Arketipe sama dengan kompleks karena mereka merupakan
kumpulan bayangan-bayangan yang diasosiasikan dan diwarnai dengan sangat kuat
oleh perasaan.
Kemudian konsep
lain yang diajukan jung adalah persona, bayangan, anima, animus, great mother,
wise old man, pahlawan, dan diri (Buku Teori Kepribadian edisi 7; 126-132)
- Persona adalah sisi kepribadian orang yang ditunjukan kepada dunia.
- Bayangan (shadow) adalah arketipe dari kegelapan dan represi yang menampilkan kualitas-kualitas yang tidak kita akui keberadaannya serta berusaha disembunyikan dari diri kita sendiri dan orang lain.
- Anima adalah sisi femiminin pada seorang pria tetapi bukan secara fisik.
- Animus adalah sisi maskulin pada seorang pria tetapi bukan secara fisik.
- Great mother adalah arketipe lain yang diturunkan dari anima dan animus.
- Wise old man atau orang tua bijak adalah sebuah arketipe dari kebijaksanaan keberartian yang menyimbolkan pengetahuan manusia akan misteri kehidupan.
- Pahlawan (hero) direpresentasikan dalam mitologi dan legenda sebagai seseorang yang sangat kuat yang memerangi kejahatan.
- Diri (self) adalah kecendrungan untuk bergerak menuju perubahan, kesempurnaan, dan kelengkapan yang diwarisi.
Dari
penjelasan diatas, peran internet sebagai mediasi memang memungkinkan
terbentuknya model/kondisi consciousness atau kondisi kesadaran. Dan seperti
yang sudah dijelaskan pula bahwa mediasi diartikan sebagai penengah yang
menengahi permasalahan anatara kedua pihak. Kemudian, jika kembali berbicara
mengenai pendapat dari Jung yang mengatakan bahwa bayangan mengenai kesadaran
(conscious) merupakan hal yang dapat dirasakan oleh ego.
Ego sendiri
merupakan salah satu dari tiga struktur kepribadian dari teori Freud. Menurut saya, ego
disini juga berperan sebagai mediasi atau penengah dari kedua struktur
kepribadian yang lainnya yaitu id dan super ego. Id merupakan struktur
kepribadian yang bekerja berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle).
Ia cendrung mementingkan kepuasan dan kesenangan diri. Sedangkan super ego
adalah struktur kepribadian yang bekerja berdasarkan prinsip moralitas dan
idealis (moralistic & idealis) ia bertugas menentukan perilaku yang sesuai
dengan norma atau perilaku yang baik.
Kita dapat
mengambil contoh yang berkaitan dengan peran internet. Internet memang berperan
besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari sebagai sumber informasi,
sampai dijadikan media untuk berinteraksi dengan orang lain melalui jejaring
sosial yang ada. Namun terkadang, antusias terhadap dunia internet membuat kita
menjadi lupa diri. Seperti misalnya seorang remaja yang terlalu asyik browsing
mengenai hal yang ingin ia ketahui. Karena ia belum menemukan informasi yang di
inginkan, ia terus melanjutkannya hingga larut malam. Atau misalnya seorang
remaja yang terlalu asyik berinteraksi dengan temannya melalui jejaring sosial
twitter hingga larut malam. Padahal ia sadar bahwa ia harus segera tidur karena
besok pagi harus pergi sekolah.
Sikap
remaja yang terus browsing sampai ia mendapatkan informasi yang diinginkan,
atau remaja yang belum mau tidur sebelum ia puas berinteraksi melalui twitter
dengan temannya, ini adalah kerja dari id yang cendrung mengutamakan kepuasan diri.
Sedangkan sikap sadar bahwa ia harus pergi tidur karena harus bersekolah besok
pagi adalah kerja dari super ego. Disinilah ego berperan. Seperti misalnya dengan memberikan batas waktu berapa lama ia bermain internet.
Terlepas
dari itu semua internet telah memberikan kita banyak informasi dengan proses
yang praktis, mudah dan cepat yang membuat kita menjadi banyak tahu dan wawasan
menjadi lebih luas sehingga memungkinkan terbentuknya model/kondisi
consciousness. Dari beragam informasi yang didapat, setelah itu jika kita
realisasikan dalam kehidupan sehari-hari dan membentuk pengalaman-pengalaman,
maka ini mendorong terbentuknya collective uncsiousness yang dihasilkan dari
pengalaman individu.
Anggota Kelompok 7:
Rifka putri Kusuma
Rikzan Akbar
Rozana Nur Fajrina
Septia Nur Aini
Siti Melani
Komentar
Posting Komentar